RESUME MATERI MANAJEMEN KELAS
A. Definisi Manajemen Kelas
Manajemen kelas merupakan kegiatan-kegiatan yang diupayakan oleh seorang guru untuk menciptakan situasi kelas yang kondusif dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang maksimal. Kegiatan ini merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan oleh guru supaya pembelajaran dapat berjalan efektif sehingga memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin dan membentuk perilaku berbudaya. Manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar ang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Dengan kata lain manjemen kelas merupakan usaha secara sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis.
Menurut konsepsi lama manajemen kelas adalah sebagai upaya untuk mempertahankan keyertiban kelas. Sementara itu menurut konsepsi modern, manajemen kelas adalah proses seleksi yang menggunakan alat yang tepat terhadap problem dan situasi manajemen kelas. Guru, menurut konsepsi lama , berugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem atau organisasi kelas sehingga individu dapat memanfaatkan kemampuannya, bakat dan energinya pada tugas-tugas individual.
Sedangkan berdasarkan pandangan operasional : Pertama, definisi yang memandang bahwa manajemen kelas sebagai proses untuk mengontrol tingkah Jaku siswa. Pandangan ini guru akan bersifat otoratif.Kedua, Definisi yang didasarkan atas pandangan yang bersifat “permisif”. Pandangan ini menekankan bahewa guru betugas memeksimalkan perwujudan kebebasad kelas.Ketiga, definisi yang didasarkan pada pandangan proses pengubahan tingkah laku. Menurut pandangan ini tugas gru adalah mengenbangkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak dihaarapkan. Dalam hal ini, guru berfungsi sebagai pembantu siswa dalam mempelajari tingkah laku yang diharapkan melalui prinsip-prinsip penguatan.Keempat, definisi yang di dasrkan atas pandangan proses penciptaan iklim sosio-emosonal yang positif di dalam kelas. Aggapan dasar pandangan ini adalah bahwa kegatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif melalui pertumbuhan hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa dan antara siswa dan siswa. Kelima, definisi yang didasarkan pada pandangan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan proses kelompok sebagai kuncinya. Pandangan tersebut menyatakan bahwa kehidupan kelas dalam kelompok memiliki pengaruh yang sangat berarti terhadap kegiatan belajar, kendatipun belajar dianggap sebagai proses individual.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang guru dalam menciptakan atau mempertahankan kondisi yang optimal, dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Tujuan Manajemen Kelas
Secara umum manajemen kelas dimanfaatkan untuk menciptakan kondisi dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang dapat memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya. Penerapan manajemen kelas produknya dinamis sesuai dengan tujuantujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan manajemen kelas antara lain:
1. Agar pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
2. Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya,
Menurut Sudirman dkk, tujuan manajemen kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu meningkatkan proses belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi siswa.
Sedangkan Suharsini Arikunto, mengatakan bahwa tujuan manajemen kelas adalah “agar setiap anak di kelas itu dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien”.(Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen kelas adalah untuk menciptakan kondisi suatu kelas menjadi lingkungan belajar yang baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai baik pula. Sedangkan tujuan manajemen kelas itu merupakan faktor demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Menurut Ahmad bahwa tujuan manajemen kelas adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupusebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
Tujuan manajemen kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan manajemen kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa. Sedangkan Arikunto (dalam Djamarah) berpendapat bahwa tujuan manajemen kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
C. Azas - azas Manajemen Kelas
1. Asas Apersepsi
Apersepsi adalah memperoleh tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada. Pengetahuan (struktur kognitif) yang telah dimiliki siswa dapat digunakan untuk memahami sesuatu yang belum diketahui sehingga didapat sesuatu yang bernakna bagi siswa. Apersepsi diharapkan dapat membangkitkan minat dan perhatian siswa terhadap sesuatu.
2. Asas Peragaan
Peragaan merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif karena sangat menarik bagi siswa apalagi jika peragaan itu menggambarkan aktivitas yang sebenarnya. Asas peragaan menurut dapat diwujudkan dalam bentuk: (1) pengalaman langsung: (2) pengalaman yang diatur, (3) dramatisasi: (4) demonstrasi: (5) karyawisata: (6) pameran: (7) televisi sebagai alat peraga: (8) film sebagai alat peraga: dan (9) gambar sebagai alat peraga.
3. Asas Motivasi
Dalam menjalankan tugasnya sebagai edukator, guru juga bertugas sebagai motivator yang mendorong siswa untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu demi suksesnya tujuan belajar. Guru harus bisa memotivasi siswa agar memiliki semangat dan kemauan untuk lebih giat belajar. Beberapa contoh yang dapat diterapkan guru dalam memotivasi siswa antara lain: a. Mendesain tujuan pembelajaran agar lebih menarik dan jelas. b. Menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan. c. Memberikan reward (penghargaan) bukan sebaliknya memberikan hukuman. d. Mendiskusikan hasil evaluasi siswa.
4. Asas Belajar Aktif
Siswa harus didorong untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dilangsungkan guru baik mental maupun fisiknya. Hal ini bertujuan agar siswa dapat menyerap kebermaknaan pembelajaran yang akan berguna bagi dirinya.
5. Asas Kerjasama
Proses belajar mengajar harus memberikan kesempatan bagi siswa untukberlatih bagaimana hidup dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi secara bersama-sama. Diharapkan siswa dapat menghayati makna kerjasama dan nantinya dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, karena siswa juga merupakan pelaku masyarakat yang sangat dituntut untuk dapat memajukan masyarakat secara bersama-sama.
6. Asas Mandiri
Guru sebagai fasilitator harus dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa agar siswa dapat memaknai pembelajaran secara mandiri. Masalah yang diajukan guru untuk diselesaikan oleh siswa harus sesuai dengan perkembangan usia dan kematangan siswa sehingga diharapkan secara bertahap siswa akan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya tanpa bantuan orang lain.
7. Asas Penyesuaian dengan Individu Siswa
Kemampuan tiap siswa dalam menguasai suatu materi pelajaran berbeda-beda,sehingga guru dituntut untuk mampu menyesuaikan iklim pembelajaran dengan kecepatan masingmasing anak. Guru perlu paham benar karakteristik masing - masing anak didiknya untuk dapat menciptakan pembelajaran yang adaptif dengan karakteristik semua anak didiknya.
8. Asas Korelasi
Asas korelasi adalah mengaitkan pokok bahasan yang diajarkan dengan pokok bahasan lain dalam satu mata pelajaran ataupun dengan pelajaran lain. Asas ini digunakan untuk dapat membuat suatu pokok bahasan lebih bermakna bagi siswa. Tidak jarang siswa melupakan apa yang telah diajarkan sebelumnya. Korelasi pokok bahasan yang diajarkan dengan pokok bahasan lain misalnya dengan pokok bahasan yang sudah diajarkan akan membuat siswa mengingat kembali dan menemukan kebermaknaan pembelajaran dengan tepat. Misalnya untuk pokok bahasan perkalian dalam Matematika, guru dapat mengkorelasikannya dengan pokok bahasan penjumlahan yang sebelumnya sudah dikuasai siswa. Guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran untuk mengkaitkan hubungan antara pokok bahasan tersebut dan diharapkan siswa dapat menyerap makna pembelajaran tanpa melupakan apa yang sudah pernah dikuasainya.
9. Asas Evaluasi yang Teratur
Melakukan evaluasi terhadap proses belajar mengajar yang ditunjukan oleh kinerja siswa dalam belajar perlu dilakukan secara teratur dan berkesinambungan selama dan setelah proses belajar mengajar berlangsung.
D. Prinsip - prinsip Manajemen Kelas
Djamarah menyebutkan, “dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam manajemen kelas dapat digunakan prinsip-prinsip manajemen kelas”. Prinsip-prinsip manajemen kelas yang dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut:
a. Hangat dan antusias
Hangat dan antusias merupakan salah satu prinsip yang diperlukan dalam proses belajar dan mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan manajemen kelas.
b. Tantangan Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
c. Bervariasi Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya manajemen kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
d. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mecegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pembelajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
e. Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yangpositif dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif,. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
f. Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari manajemen kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri dan guru hendaknya menjadi teladan mengendalaikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin ana didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.
g. Stabilitas emosi yang stabil, Yaitu guru harus bisa menjaga emosi nya dan sabar dalam melatih perseta didik.
h. Optimisme dan Percaya diri, Yaitu diharapkan guru punya rasa kepercayaan diri yangkuat dalam mengajar.
i. Keserderhanaan (penampilan dan pakaianan)
j. Adil yaitu seorang guru harus menyamakan peserta didik tanpa bembedakan gender nya yang kaya maupun siswa yang miskin, yang pintar mapun yang bodoh, adil dalam memberikan nilai.
k. Humoris yatu seorang guru harus bisa membawa suasana belajar yang santai tidak kaku, kadangkadang ada suatu cerita yang membuat anak didik tertawa.
E. Macam - macam Pendekatan Manajemen Kelas
1. Pendekatan Managerial
Pendekatan Managerial atau lebih umum dengan istilah pendekatan manajemen adalah sebuah pendekatan yang bersifat sistematis, karena pengelolaannya yang teratur dalam melibatkan unsur-unsur yang terpadu didalam proses pembelajaran. Manajemen kelas merupakan salah satu kegiatan yang perlu dipersiapkan sedemikian rupa untuk mendukung pembelajaran aktif. Dalam buku Pendekatan Keterampilan Proses, Prof. Dr. Cony Semiawan, dkk. Membagi manajemen kelas menjadi tiga bagian, yaitu: 1) pengaturan kelas, 2) pengelompokan siswa melayani kegiatan belajar mengajar, dan 3) tutor sebaya.
2. Pendekatan Psikologikal
Pendekatan manajemen kelas berdasarkan perubahan tingkah laku bertolak dari sudut pandang psikologi behavioral yang mengemukakan asumsi sebagai berikut :
a) Semua tingkah laku yang baik dari yang kurang baik merupakan hasil proses belajar.
b) Dalam proses belajar terdapat proses psikologis yang fundamental berupa penguat positif (positive reinforcement), hukuman (Punishment), penghapusan dan penguat negatif (negatif reinforcement).
Asumsi pertama mengharuskan guru kelas berusaha menyusun program kelas dan suasana yang dapat merangsang terwujudnya proses belajar yang memungkinkan siswa mewujudkan tingkah laku murut norma yang berlaku di lingkungan sekitar.
Asumsi kedua menunjukkan bahwa ada empat proses yang perlu diperhitungkan dalam belajar bagi semua orang pada segala tingkatan umur dan dalam segala keadaan (situasi). Proses belajar itu sebagian atau seluruhnya dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan. Dengan demikian tugas guru ialah menguasai dan menerapkan keempat proses yang telah terbukti merupakan pengontrol tingkah laku manusia.
F. Pengaruh Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Kelas
Pembelajaran yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pembaharuan kurikulum, fasilitas yang tersedia, kepribadian guru yang simpatik, pembelajaran yang penuh kesan, wawasan pengetahuan guru yang luas tentang semua bidang, melainkan juga guru harus menguasai kiat memanejemeni kelas.
Pemahaman akan prinsip-prinsip manajemen kelas ini penting dikuasai sebelum hal-hal khusus diketahui. Dengan dikuasainya prinsip-prinsip manajemen kelas, hal ini akan menjadi filter-filter penyaring yang menghilangkan kekeliruan umum dari manajemen kelas.
Manajemen kelas dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di kelas karena manajemen kelas benar-benar akan mengelola susasana kelas menjadi sebaik mungkin agar siswa menjadi nyaman dan senang selama mengikuti proses belajar mengajar. Oleh karena itu, kualitas belajar siswa seperti pencapaian hasil yang optimal dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan memuaskan. Selain itu, manajemen kelas juga akan menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
G. Ruang Lingkup Manajemen Kelas
manajemen kelas terkandung maksud bahwa kegiatan yang dilakukan efektif mengenai sasaran yang hendak dicapai dan efisien tidak menghambur-hamburkan waktu uang dan sumberdaya lainnya. Titik akhir dari kegiatan manajemen adalah tujuan dengan produktivitas kerja yang tinggi." Kegiatan manajemen kelas (pengelolaan kelas) meliputi dua kegiatan yang secara garis besar terdiri dari:
a. Pengelolaan siswa
Pengelolaan siswa ini berkaitan dengan pemberian stimulus dalam rangka membangkitkan dan mempertahankan kondisi motivasi siswa untuk secara sadar berperan aktif dan terlibat dalam proscs pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Manifestainya dapat bebentuk tingkah laku, suasana yang diatur atau di ciptakan guru.
b. Pengelolaan fisik
Pengelolaan yang bersifat fisik ini berkaitan dengan ketatalaksanaan atau pengaturan kelas yang merupakan ruangan yang dibatasi oleh dinding tempat siswa berkumpul bersama mempelajari segala yang disampaikan pengajar dengan harapan proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Pengelolaan kelas yang bersifat fisik ini meliputi pengadaan dan pengaturan ventilasi, tempat duduk siswa, alat-alat peraga pembelajaran, dan lain lain."
Dari kedua uraian ruang lingkup manajemen kelas di atas penulis menyimpulkan bahwa saling terkait antara pengelolaan siswa dan pengelolaan fasilitas yang keduanya mempunyai tujuan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran di dalam kelas secara efektif dan efisien karena keduanya sangat berpengaruh dalam menciptakan iklim belajar di dalam kelas yang kondusif. Dalam manjemen kelas, peran guru sangat sentral terutama terutama dalam hal membina dan mengembangkan suasang atau iklim sosio-cmosional kelas yang positif melalui penumbuhan hubungan interpersonal yang sehat dan dinamis, penuh kasih sayang, dan tanpa prasangka.